apa arti dari kata rungkad

Arti Kata Rungkad: Asal Usul, Makna, dan Contoh Penggunaannya Terdapat sedikit informasi mengenai asal usul kata "rungkad", namun beberapa sumber menyebutkan bahwa kata ini berasal dari bahasa Jawa. Selain arti harfiah "duduk", kata "rungkad" juga bisa berarti "beristirahat", "memperhatikan", atau "mengikuti" tergantung dari konteks penggunaannya dalam kalimat. Namun, secara umum dalam bahasa Jawa, "rungkad" berarti "hancur". Kata ini merupakan bagian dari ragam bahasa Jawa ngoko kasar yang digunakan dalam situasi-situasi informal atau antara orang-orang dengan kedekatan emosional yang kuat. Selain artinya secara bahasa, "rungkad" juga dapat menggambarkan suatu kondisi yang sedang tidak baik-baik saja, terpuruk, atau sedang menghadapi cobaan dalam kehidupan sehari-hari. Kata "rungkad" menjadi semakin populer setelah dijadikan judul lagu dangdut berbahasa Jawa. Bahkan, para tamu di Istana Merdeka menjadi bergoyang ketika lagu tersebut dinyanyikan oleh Putri Ariani dalam perayaan HUT ke-78 RI. Namun, banyak orang yang belum mengetahui arti "rungkad" yang tengah hangat diperbincangkan di media sosial, terutama di aplikasi TikTok. Meski begitu, kata "rungkad" tetap menjadi bahasa sehari-hari yang digunakan oleh para netizen terutama di kalangan generasi muda. Secara harfiah, "rungkad" berarti tumbang dan hancur sampai ke akarnya, roboh, atau runtuh. Namun, dalam konteks kehidupan manusia, kata ini bisa dihubungkan dengan kondisi seseorang yang sedang terpuruk, tertimpa masalah, patah hati, sedih, atau tak berdaya. Oleh karena itu, penggunaan kata "rungkad" bisa sangat reflektif terhadap perasaan, pengalaman, dan kondisi tertentu dalam kehidupan sehari-hari. Dalam beberapa daerah, ada juga variasi penulisan kata "rungkad" seperti "rungkat", "rhungkad", "rungkhad", "rungket", "rungked", "runkad", atau "runkat", namun semuanya memiliki arti yang sama. Dengan demikian, kata "rungkad" merupakan kata penting dalam bahasa Jawa dan kini semakin populer di kalangan netizen. Adanya perkembangan teknologi dan arus informasi yang cepat memudahkan orang untuk mengetahui dan mengembangkan kosakata baru, yang kemudian menjadi bahasa gaul yang diucapkan secara luas oleh berbagai kalangan.